Jumat, 02 Desember 2011

Dunia 8J #2

Marco tumbuh gede dirawat sama Raja Nico. Karena permasyuri n selir-selir Raja Nico gak ada yang bisa punya anak (ckck), maka Marco diangkat jadi Putra Mahkota.
            Suatu hari Raja Nico bosen lagi sama Permasyuri n selir-selirnya. Dia masih kebayang Dewi Putri, karena nggak ada yang bisa ngalahin pesona Dewi Putri di matanya. Maka Raja Nico mutusin cari selir lagi.
            Raja Nico jalan-jalan cari selir di hutan. (Cari selir kok di hutan!) Akhirnya Raja Nico melihat cewek cantik lagi jalan-jalan, n langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. (Ya ampun.. Gampang banget jatuh cintanya!) Didekatinya cewek itu.
            “Hai…”
            Cewek itu senyum-senyum seneng dideketin sama Raja. Setelah obrolan basa-basi nanya-nanya macem-macem, mulai dari rumah dimana, sodara berapa, umur berapa, pin BB nya apa, dkk.dsb, Raja Nico bertanya penuh harap sama cewek yang tadi bilang namanya Sonia itu.


            “Sonia mau nggak jadi istriku?”
            “Mau aja.” Jawab Sonia. “Tapi ada syaratnya…”
            ‘Gila ya, cewek-cewek jaman sekarang kalo dilamar kok selalu minta syarat!’ batin Raja Nico.
            “Apa?” tanya Raja Nico.
            “Aku mau anak kita nanti yang akan jadi Putra Mahkota.”
            “Tapi kan aku sudah punya Putra Mahkota.”
            “Itu kan urusan kamu, syaratku ya ini.. Kalo nggak mau ya udah!”
            “Aku pikir-pikir dulu ya?”
            Sonia mengangguk n pergi. Raja Nico pulang ke istana dengan gelisah. Dia pingin banget nikahin Sonia, tapi nggak mungkin sanggup menuhin syaratnya.
            “Ayah kenapa?” tanya Marco melihat Raja Nico dari tdi mondar-mandir gaje.
            “Gini lho ….” Raja Nico menceritakan semua masalahnya.
            “Ohh…” kata Marco ber-ohh ria.
            Marco jadi senyum-senyum supergaje, bikin Raja Nico heran. Tapi belom sempat Raja Nico tanya, Marco udah pergi secepat kancil dari hadapannya.

@Rumah Sonia.
            Sonia masih mikirin tawaran Raja Nico tadi, buat jadi selirnya. Sebenernya Sonia mau-mau aja, secara selir Raja gitu loh! Tapi Sonia nggak mau jadi selir sia-sia, dia pingin anaknya nanti yang bakal jadi Putra Mahkota. Yang bakal menggantikan Raja Nico kalo Raja mangkat.
            Lagi asyik-asyiknya ngelamun…
            Dasar kau Keong Racun…
            Suara bel rumah Sonia bunyi. Sonia emang sengaja masang lagu Keong Racun jadi bel rumahnya, karena itu lagu kesukaanya setelah lagu Belah Duren yang udah jadi Ringtone handphonenya.
            Dengan males, Sonia bangkit dari duduknya n membukakan pintu buat si pemencet bel. N betapa kagetnya Sonia melihat orang itu.
            “Selamat Malam Tante.” kata orang itu.
            “Oh, maaf saya bukan Tante-tante!” Sonia nggak terima.
            “Ya udah, selamat malam Kak Sonia.”
            “Nahh.. gitu dong… Ada perlu apa?”
            “Saya mau bicara.”
            Sonia mempersilahkan orang itu masuk n duduk di ruang tamu. Sonia langsung meuju dapur, mengambil minuman untuk si tamu, n menyempatkan diri ngaca di kamar mandi.
            “Jadii…” kata tamu. “Perkenalkan saya…”
            “Marco kan? Anaknya Raja Nico?” Sonia menyela.
            “Iya Tante, eh.. Kak.”
            “Jadi ada perlu apa kamu ke sini? Disuruh ayah kamu buat ngerayu saya?” tanya Sonia sok jual mahal.
            “Eh, nggak kok. Saya ke sini mau beritahu, saya akan jadi Brahma, gak akan menikah. Jadi saya nggak bisa jadi Raja, otomatis saya mengundurkan diri sebagai Putra Mahkota. Dengan begitu, anak Kak Sonia dengan ayah saya nanti bisa diangkat menjadi Putra Mahkota.”
            “Kam…Kamu serius?”
            “Tentu aja. Jadi Kak Sonia mau kan menikah dengan ayah saya?”
            “Ya iyalah! Ya udah sana kamu beritahu ayah kamu.”
            “Tenang aja, saya telepon ayah saya sekarang juga, buat ke sini melamar Kak Sonia.”
            Marco mengeluarkan BBnya n langsung menelpon Raja Nico. Dalam sekejap mata, Raja Nico udah ada di sana.
            Maka Raja Nico n Sonia menikah. Sementara Marco pergi mengembara.

*****
            Raja Nico n Sonia punya 2 anak. Anak pertama mereka, Fifin, meninggal saat berumur 16 tahun, gara-gara nahan kebelet pipis. Jadilah anak kedua mereka, Sony yang menjadi Putra Mahkota. Sementara itu, Raja Nico udah semakin tua n nggak mungkin sanggup lagi memimpin dengan baik. Sony terpaksa diangkat jadi Raja walopun umurnya masih 12 tahun. N sebagai Raja, dia wajib punya istri.
            Raja Nico bingung mencarikan istri untuk Sony. Suatu hari, dia mendengar sebuah sayembara di Kerajaan tetangga. Sayembaranya berupa adu pingsut (suit), dimana pemenangnya akan mendapatkan Putri Ella n Putri Tea, yang konon cewek tercantik di jaman itu.
            Sony ditemani Raja Nico datang ke sayembara itu. Ternyata yang ikut buaaanyaaaaak banget, dari ujung bumi sampe ujung bumi satunya, semua pangeran datang buat ikut sayembara. Raja Nico bimbang, nggak mungkin Sony yang masih kecil bisa ngalahin semua pangeran-pangeran itu. Maka Raja Nico meminta bantuan Marco untuk ikut sayembara ini.
            Dengan gampang Marco ngalahin semua peserta sayembara lainnya dengan jurus pingsut nya yang legendaris. Marco membawa pulang Putri Ella n Putri Tea dengan kudanya.
            Dalam perjalanan…
            “Heh! Berhenti kamu!” bentak seseorang. Marco menoleh.
            Ternyata itu adalah Adit, tunangan Putri Tea. Mereka terpaksa terpisah karena Putri Tea menuruti ayahnya sebagai bahan sayembara.
            “Ada perlu apa ya?” tanya Marco tenang.
            “Kembalikan Tea! Dia tunanganku!”
            “Tunangan?” Marco menoleh ke Putri Tea yang dari tadi menunduk cemas.
            “Iya!” bentak Adit. “Sekarang kembalikan dia!”
            “Ooo tidak bisa!” seru Marco, Sule mode : on.
            “Kita bertarung dulu!” lanjut Marco, “Kalo aku menang, kamu tinggalin Putri Tea. Itu baru cowok!”
            “Oke! Siapa takut!”
            Adit lari sekencang-kencangnya ke arah Marco tapi…
            TIL!
            Dengan satu sentilan tangan Marco, Adit langsung terlempar ke ujung dunia. Marco tertawa puas n melanjutkan perjalanannya ke istana.

@Kerajaan Panjhe
            Udah seminggu 7 hari Putri Tea mogok makan. Dia marah banget sama Marco karena udah menyakiti tunangannya. Marco ngerasa nggak enak sama Putri Tea. Akhirnya dia bilang…
            “Aku harus apa? Apa kamu mau aku kembalikan ke tunanganmu itu?”
            “Ya!” Putri Tea langsung semangat.
            Marco n Putri Tea mencari Adit di Kerajaan tetangga. Ternyata Adit lagi nyiramin sungai sambil ngguntingin apel. Putri Tea heran, apa Adit stress berat ya?
            “Adit…” Putri Tea mendekati Adit. Adit menoleh.
            “Lho? Kok kamu di sini? Bukannya kamu…”
            “Aku nggak bisa berpisah dari kamu.”
            Nggak seperti dugaan, Adit malah menjauh.
            “Lho Kenapa?” tanya Marco bingung.
            “Aku udah kamu kalahkan, sebagai cowok sejati aku nggak akan melanggar janji.” Jawab Adit.
            Putri Tea kecewa banget n lari masuk ke dalam hutan. Sementara Marco dengan penuh keheranan pulang ke Istana. N Adit? Ngelanjutin ngguntingin apel, sekarang tuh apel udah hampir membentuk pahatan wajahnya Putri Tea.

~tbc!~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar